Kali ini saya akan mengulas atau mereview sebuah
penulisan berupa jurnal mengenai sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 di PT.
Sahabat Rubber Industries, Malang. Salah satu standar sistem manajemen mutu
yang populer adalah ISO 9001 yangdiakui secara global. ISO 9001 merupakansistem
manajemen mutu (Quality Management
System) yang bertujuan untuk
menjadi pedomanbagi semua pihak dalam suatu organisasi untuk menerapkan sistem
manajemen mutu secara konsisten, transparan, dan berkelanjutan. Pedoman-pedoman
yang disusun dalam ISO 9001 merupakan suatu proses, mulai dari pelanggan
sebagai orientasi keberhasilan, input
ke dalam masing-masing proses, dan output
yang dihasilkan dari setiap proses (Rangkuti, 2013). ISO 9001 menetapkan
persyaratanpersyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu
sistem manajemen kualitas yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan
memberikan produk (barang/jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan
(Gaspersz, 2005). Salah satu perusahaan yang menerapkan ISO 9001 adalah PT.
Sahabat Rubber Industries yang bergerak di bidang industri selang gas LPG (Liquid Petroleum Gas). PT. Sahabat Rubber
Industries berusaha menjalankan perusahaan agar tetap eksis dalam persaingan dunia
usaha dengan meningkatkan produktivitas, kualitas produk dan pengelolaan sistem
manajemen mutu perusahaan. Untuk memenuhi kepuasan pelanggan, PT. Sahabat Rubber
Industries menetapkan ISO 9001 sebagai standar sistem manajemen mutu. PT. Sahabat
Rubber Industries pernah memiliki sertifikat ISO 9001 dan audit eksternal
terakhir yang dilakukan terjadi pada tahun 2010. Namun karena terjadi kebakaran
pabrik pada akhir 2012, sistem manajemen mutunya tidak berjalan lagi.
Perpanjangan sertifikat yang seharusnya dilakukan pada tahun 2013, gagal dilakukan
karena perusahaan vakum.
PT. Sahabat Rubber Industries ingin
memperoleh sertifikat ISO 9001:2008 untuk jaminan mutu manajemen. Sebelum
mengajukan proses sertifikasi, perusahaan ingin melakukan pengkajian penerapan
sistem manajemen mutu agar proses sertifikasi dapat berjalan dengan baik sehingga
sertifikat dapat diperoleh. Untuk menganalisis tingkat penerapan sistem
manajemen mutu di perusahaan digunakan metode gap analysis tools. Analisis ini
menggunakan beberapa indikator. Selanjutnya dilakukan wawancara terhadap karyawan
perusahaan untuk mengetahui kendala dalam penerapan sistem manajemen mutu.
Hasil gap analysis checklist menunjukkan bahwa pelaksanaaan sistem manajemen mutu
ISO 9001:2008 di perusahaan belum baik. Presentase penilaian menunjukkan bahwa
klausul 8 menjadi klausul dengan nilai terendah (66%), sedangkan presentase
tertinggi ada pada klausul 4 (92%). Kendala utama yang dialami perusahaan adalah
tingkat pemahaman karyawan terhadap ISO 9001:2008 masih rendah dan tidak
maksimalnya fungsi management representative. Perusahaan harus melakukan banyak
perbaikan untuk memperbaiki sistem manajemen mutunya agar proses sertifikasi
dapat berjalan lancar.
Sumber : Jurnal Rekayasa dan Manajemen Industri,
Teknik Industri Brwaijaya (http://jrmsi.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jrmsi/article/download/173/206
Tidak ada komentar:
Posting Komentar