Minggu, 29 September 2013

Hilangnya Rasa Gotong Royong dan Tenggang Rasa

   Indonesia merupakan sutau negara yang berbentuk republik,terdiri atas kesatuan dari 33 provinsi di dalamnya,yang tentunya masing-masing dari provinsi tersebut memiliki kultur budaya yang berbeda-beda,Seperti halnya budaya Suku Batak tentu berbeda dengan Suku Jawa,atau budaya Suku Aceh tentu juga berbeda dengan buaya Suku Papua.Tidak hanya itu saja,Indonesia pun memiliki sikap toleransi dalam kebebasan beragama yang mereka anut.Seperti adanya agama Islam,Protestan,Katolik,Budha,Hindu atau pun Tiong Hoa.Namun,perbedaan-perbedaan itu tidak membuat negara Indonesia pecah tapi justru makin bersatu.Sesuai dengan semboyan negara Indonesia yaitu "Bhineka Tunggal Ika" yang artinya berbeda-neda tapi tetap satu jua.hal itulah yang menyebabkan negara Indonesia memiliki ciri khas tersendiri di bandingkan negara lain,baik dalam segi kultur budaya,ataupun moral.
   Sejatinya keanekaragaman kultur budaya Indonesia ini membuat rakyat Indonesia memiliki sikap tenggang rasa dan gotng royong yang kuat.Khususnya kepada generasi pemuda yang nantinya akan menjadi generasi pembangun bangsa.Sikap ini sebetulnya sudah dimiliki para pemuda tempo dulu saat bagaimana para pemuda bangsa Indonesia menyangkan ide pikiran dan kerja keras mereka demi kermerdekaan bangsa Indonesia saat itu.Bahkan mereka bersatu dan memuat sebuah sumpah demi memperjuangkan identitas mereka sebagai rakyat Indonesia.
   Tapi seiring perkembangan zaman dan globalisasi,sikap para pemuda di era ini berubah dari sosialis menjadi individualis.Mereka saling meninggikan ego mereka masing-masing.Sehingga timbulah bentuk kriminal atas ego mereka tersebut yang tidak bisa di kendalikan,seperti pada kasus tawuran antara dua  SMA bertaraf internasional,yaitu SMA 70 dengan SMA 6 Jakarta.Padahal mereka melakukan hal tersebut karena tidak terima kalau sekolah mereka masing-masing di ejek.Dari masalah yang sepele tersebut justru membuat dampak yang besar,dari tittle sekolah mereka yang tadinya bertaraf Internasional itu di cabut,lalu di keluarkannya para siswa yang terlibat tawuran,bahkan adanya korban jiwa yang tewas dalam peristiwa tersebut.Ini sebuah pembelajaran bagi para pemuda sekarang.Seharusnya mereka lebih mengedepankan musyawarah dan saling bahu membahu menuangkan ide pikiran mencari jalan yang paling tervaik.Padahal jika di bandingkan dengan pemuda tempo dulu,pemuda sekarang tentuya lebih pintar di banding yang dahulu.Karena pada era sekarang kecanggihan teknologi sangat pesat dan pengetahuan sangat mudah di peroleh,sedangkan dulu jangankan teknologi untuk merasakan bangku sekolah pun sulit.Tapi mengapa pemuda-pemuda tersebut tersebut bisa berhasil turut memerdekan Indonesia dan membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang di segani ? itu karena semangat juang mereka serta sikap gotong royong dan tenggang rasa yang tinggi hanya demi satu visi memajukan bangsa Indonesia.Andai saja pemuda di era ini bisa memiliki rasa tersebut,di tambah kecerdasan atas pengetahuan yang mudah di raih pasti sekarang ini Indonesia sudah menjadi bangsa yang amat maju.
   Lalu bagaimana cara mengatasi hal tersebut ? Dengan cara pemuda Indonesia mengingat dan merenungkan atas pengorbanan siapakah sehingga kita bisa menikmati dan merasakan kemudahan dalam bidang teknologi ataupun pengetahuan.Dan juga pemuda-pemuda Indonesia sekarang ini di haruskan lebih antusias dalam membangun bangsa yang tentunya terus bersatu dengan yang lain.Kalau bukan kita siapa lagi penerus mereka nanti.Dan juga pemerintah pun harus turut menggagas dan mendukung untuk membuat suatu lembaga para pemuda Indonesia dengan visi memajukan bangsa Indonesia.Di tangan para pemuda inilah yang nantinya akan  meneruskan tonggak perjuangan para pahlawan yang telah lalu.Karena sebaik baiknya bangsa adalah bangsa yang mengingat jasa para pahlawan,terutama bagi kaum pemuda sebagai pilar penerus bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar