I.Pengertian Manusia dan Hakikatnya
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang
manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan
mahluk yang lain.Selain itu manusia juga bisa dikatakan sebagai mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi
(badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor
keturunan dan lingkungan.Manusia pun dapat dikatakan sebagai makhluk sosial karena manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi
dengan sesamanya. Manusia tidak dapat mencapai apa yang diinginkan dengan
dirinya sendiri.Karena manusia menjalankan peranannya
dengan menggunakan media untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya.
Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan
sosial.
Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada
dasarnya adalah kesadaran manusia tentang status dan posisi dirinya adalah
kehidupan bersama, serta bagaimana tanggungjawab dan kewajibannya di dalam
kebersamaan.Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya,baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial.
Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar.Kita makan,
minum, menjaga kesehatan,semuanya memerlukan lingkungan.Pengertian
lain dari lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia
yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun
tidak langsung.
Bagi kebanyakan manusia, kerohanian dan agama memainkan peran utama dalam kehidupan mereka.contoh sistem kerohanian yang dianut oleh manusia
1. Animisme
Animisme
adalah kepercayaan bahwa obyek dan gagasan termasuk hewan, perkakas,
dan fenomena alam mempunyai atau merupakan ekspresi roh hidup
2. Mistikme
Barangkali
merupakan praktik kerohanian dan pengalaman, tetapi tidak harus
bercampur dengan theisme atau lembaga agama lain yang ada di berbagai
masyarakat. Pada dasarnya gerakan mistik termasuk Vedanta, Yoga,
Buddhisme awal (lihat pula Kerajaan manusia), tradisi memuja Eleusis,
perintah mistik Kristiani dan pengkhotbah seperti Meister Eckhart, dan
keislaman Sufisme. Mereka memusatkan pada pengalaman tak terlukiskan,
dan kesatuan dengan supranatural (lihat pencerahan, kekekalan). Dalam
mistikme monotheis, pengalaman mistik memfokuskan kesatuan dengan Tuhan.
3. Politheisme
Konsep
dewa sebagai makhluk yang sangat kuat kepandaiannya atau supernatural,
kebanyakan dikhayalkan sebagai anthropomorfik atau zoomorfik, yang ingin
disembah atau ditentramkan oleh manusia dan ada sejak permulaan
sejarah, dan kemungkinan digambarkan pada kesenian Zaman Batu pula.
Dalam masa sejarah, tatacara pengorbanan berevolusi menjadi adat agama
berhala dipimpin oleh kependetaan (misal: agama Vedik, (pemraktekan
kependetaan berkelanjutan dalam Hinduisme, yang namun telah
mengembangkan teologi monotheis, seperti penyembahan berhala theisme
monistik, Mesir, Yunani, Romawi dan Jerman)
4. Monotheisme
Gagasan
dari suatu Tuhan tunggal yang menggabungkan dan melampaui semua
dewa-dewa kecil tampak berdiri sendiri dalam beberapa kebudayaan,
kemungkinan terwujud pertama kali dalam bida’ah / klenik Akhenaten
(lebih dikenal sebagai Henotheisme, tahap umum dalam kemunculan
Monotheisme). Konsep dari kebaikan dan kejahatan dalam sebuah pengertian
moral timbul sebagai sebuah konsekuensi Tuhan tunggal sebagai otoritas
mutlak.
Dan kesimpulannya adalah manusia sebagai makhluk yang palig sempurna dibandingkan makhluk yang lain,karena mempunyai raga,ruh,dan yang terpenting adalah akal.Manusia pun tidak apat berdiri sendiri (individualis) tetapi manusia adalah makhluk sosial yang selalu berkaitan dengan orang lain.Sebagai pelengkap kehiduan manusia mempunyai suatu kepercayaan terhadap satu Tuhan sebagai pencipta mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar