Minggu, 04 Januari 2015

Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota



      Apabila kita berbicara tentang masyarakat, terutama jika kita mengemukakannya dari sudut antropologi, maka kita mempunyai kecenderungan untuk melihat 2 tipe masyarakat. Pertama masyarakat kecil yang belum begitu kompleks, yang belum mengenal pembagian kerja, belum mengenal struktur dan aspek-aspeknya masih dapat dipelajari sebagai satu kesatuan. Kedua masyarakat yang sudah kompleks, yang sudah jauh menjalankan spesialisasi dalam segala bidang, karena ilmu pengetahuan modern sudah maju, teknologi maju, sudah mengenal tulisan, satu masyarakat yang sukar diselediki dengan baik atau didekati saja. Masyarakat perkotaan lebih sering dikenal sebaai urban community. Pengertian urban community lebih ditekankan kepada sifat-sifatnya serta ciri-ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
            Perhatian khusus masyarakat perkotaan tidak terlepas dari hal pakaian, makanan, dan perumahan tetapi pada hal perhatian yang lebih luas lagi. Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan ;
1.       Kehidupan keagamaan berkurang dibandingkan dengan masyarakat pedesaan
2.      Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung dengan orang lain
3.      Pemabagian kerja masyarakat kota jelas lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
4.      Kemungkinan-kemungkinan mendapat pekerjaan jauh lebih luas dibanding masyarakat pedesaan
5.      Jalan pikiran rasional yang digunakan masyrakat perkotaan, menyebabkan interaksi-interaksi lebih condong kearah kepentingan dibanding pribadi
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan untuk membedakan antara masyarakat perkotaan dan pedesaan. Ciri-ciri tersebut antara lain ;
1.      Jumlah dan kepadatan kependudukan
2.      Lingkungan hidup
3.      Coraak kehidupan
4.      Mata pencaharian
5.      Stratifikasi social
6.      Mobilitas social
7.      Pola interaksi social
8.      Solidaritas social
9.      Kedudukan dalam hierarki sistem admninistrasi nasional

Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu lain. Dalam kenyataan hal ideal tersebut kadang-kadang tidak terwujud kareda adanya pembatas. Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan social, ekonomi, kebudayaan, dan politik. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan, seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi ;
1.      Wisma
2.      Karya
3.      Marga
4.      Suka
5.      Penyempurnaan
Kota secara internal pada hakikatnya merupakan suatu organisme, yakni kesatuan integral dari tiga komponen, meliputi penduduk, kegiatan usaha dan wadah ruang fisiknya. Di pihak lain, kota juga mempunyai peran/fungsi eksternal, yakni beberapa jauh fungsi dan peran kota tersebut dalam kerangka wilayah dan daerah yang dilingkupi dan melingkupinya. Desa adalah kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu msayarakat pemerintahan sendiri. Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa. Adapun yang menjadi ciri-cici masyarakat pedesaan antara lain sebagai berikut ;
1.      Di dalam masyarakat pedesaan diantara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya
2.      Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
3.      Sebagian masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
4.      Masyarakat tersebut homogeny, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat dan sebagainya
Seperti dikemukakan oleh para ahli atau sumber bahwa masyarakat Indonesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian yang bersifat agraris. Maka tidak jarang kota melepaskan dari segala kesibukan, keramaian, dan keruwetan dan kekusutan pikir. Dalam hal ini kita mempunyai gejala-gejala social yang sering di istilahka dengan :
1.      Konflik
2.      Kontroversi
3.      Kompetisi
4.      Kegiatan pada masyarakat pedesaan

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar